Sejarah, Busana, dan Fungsinya dari Tari Lilin Tradisional

Sejarah, Busana, dan Fungsinya dari Tari Lilin Tradisional
Tari lilin dari Minangkabau, Sumbar. (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Penajurnal.id | Terdapat banyak ragam jenis budaya tari tradisional yang dapat ditemui di Indonesia.

Mulai dari tari kecak dari Bali, tari tor-tor dari Sumatera Utara (Sumut), tari zapin dari Kepulauan Riau (Kepri) hingga tari lilin dari Minangkabau Sumatera Barat (Sumbar), Tari Topeng, Tari Ronggeng Gunung dan Tari Jaipong yang berasal dari Jawa Barat (Jabar).

Semua tari dari berbagai daerah mempunyai kekhasannya masing-masing. Kali ini kita akan mengenal tari piring, sejarah, busana hingga fungsinya. Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Tari Lilin Adalah
Tari lilin merupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumbar. Tari ini dipentaskan oleh sekelompok penari diiringi sekelompok musisi.

Mengutip academia.edu oleh Ahmad Wahdi, Rabu (17/01/2024), sebuah lilin menyala diletakkan di atas piring dan pada telapak tangan penari.

Tarian dibawakan secara berkelompok dengan memutar piring yang di atasnya terdapat lilin menyala.

Lihat juga: Berikut Alasan Film Siksa Neraka Dilarang Tayang di Malaysia dan Brunei Darussalam

Sejarah Tari Lilin
Menurut asal-usulnya, tari lilin berasal dari cerita rakyat. Menurut Buku Panduan Guru Seni Tari oleh Noh Dwishiera Cahya Anasta dan Diah Kusumawardani Wijayati, di dalam cerita rakyat tersebut dikisahkan ada seorang gadis yang ditinggal oleh tunangannya untuk pergi berdagang. Pada suatu hari, sang gadis kehilangan cincin tunangannya.

Dia pun mencari cincin tersebut sampai larut malam dengan menggunakan lilin yang diletakkan di tas piring. Dia berkeliling mengitari pekarangan rumahnya sampai membungkuk untuk menerangi tanah. Terkadang gerakannya terlihat seperti gerakan tari yang indah.

Busana Tari Lilin
Busana atau kostum yang digunakan oleh penari ketika melakukan tari lilin adalah pakaian gede atau hiasan gede dan hiasan dodot atau selendang mantri. Menurut academia.edu oleh Mohammad Magistra, busana ini dikenakan oleh penari utama.

Sementara itu, hiasan dodot atau selendang mantri digunakan oleh penari lainnya. Beberapa aksesoris yang dikenakan dalam tarian ini di antaranya yaitu gelang, cincin, kalung, selempang dan tengkulak atau hiasan untuk kepala.

Fungsi Tari Lilin
Tari lilin ditampilkan sebagai ungkapan rasa syukur ketika musim panen memberikan hasil yang melimpah. Sehingga, tarian ini tidak ditampilkan setiap saat.

Meski begitu, seiring berkembangnya zaman fungsi tarian ini pun berubah. Kini, tari lilin berfungsi sebagai tarian hiburan masyarakat.

Baca juga:
Netizen Sorot Menu Makan Raffi Ahmad di Warteg Habiskan Rp50.000
Hagia Sophia Tak Lagi Gratis, Turis Wajib Bayar Rp 425 Ribu
Goda Wisatawan, Yunani Buka Istana Kuno Berusia 2.400 Tahun
28 Unit Motor dan Ratusan Knalpot Brong Diamankan Polresta Barelang

Editor: Ari Tonang


Share:  

No comments:

Post a Comment